Tag Archives: Shinji Kagawa
Bintang Jepang Ingin Lebih Baik Bersama MU
Gelandang Manchester United, Shinji Kagawa, bertekad untuk meningkatkan penampilannya di klub. Pemain berusia 24 tahun itu tiba di Old Trafford musim panas 2012 dari Borussia Dortmund dengan reputasi besar.
Kagawa pun diharapkan melanjutkan penampilannya yang brilian di Bundesliga sampai Liga Inggris. Namun, ternyata kondisinya berbeda dan Kagawa butuh adaptasi lebih bersama klub barunya ini.
”Saat ini adalah waktu yang sulit bagi saya, dengan banyak hal yang terjadi di kepala. Saya tidak senang dengan kinerja saya untuk tim sama sekali. Saya tidak mencetak gol yang banyak dan saya juga memiliki cedera saya (lutut),” kata Kagawa seperti yang dikutip dari Daily Mail, Senin (24/6/13)
”Meskipun begitu, rasanya kami bangga memenangkan trofi liga. Tapi, saya tidak merasa bahwa sudah mencapai sesuatu yang diinginkan. Bagi saya pribadi, itu bukan musim yang terbaik,” tambahnya.
Saat ini Setan Merah ditangani manajer anyar, David Moyes, usai Sir Alex Ferguson memutuskan pensiun. Kagawa pun sangat berharap terkesan dan manajer baru membuatnya makin maksimal.
”Setiap kali ada waktu yang sulit, saya hanya akan berlatih maksimal dan melihat ke depan. Saya selalu berpikir harus bermain dengan baik. Saya juga memiliki rencana mengenai bagaimana cara bermain dengan baik, di mana pun posisinya,” pungkas pemain asal Jepang itu dengan nada optimis.
Piala Konfederasi 2013- Shinji Kagawa Optimistis Jepang Juara
Gelandang serang Jepang Shinji Kagawa yakin tim Samurai Biru bisa menjadi juara Piala Konfederasi 2013, dan pemain Manchester United mengaku sudah tak sabar menjalani laga di ajang tersebut.
Walau Piala Konfederasi dianggap sebagai ajang pemanasan untuk Piala Dunia, Kagawa menyatakan, dirinya akan tetap serius di turnamen itu, dan menekankan rekan-rekan satu timnya sudah siap tempur.
“Lawan-lawan kami tim yang sempurna. Ini akan bagus untuk mengukur bagaimana permainan kami bila jauh dari negeri sendiri satu tahun menjelang Piala Dunia,” ujar Kagawa kepada laman FIFA yang dilansir goal.
“Kami membutuhkan persiapan ini, dan saya ingin mengetahui bagaimana kami bisa mengatasi atmosfer, dan berapa jauh kami melangkah. Kami datang ke sana untuk juara. Jadi pertanyaannya adalah, bagaimana cara kami untuk mewujudkannya. Itu yang tercipta di benak saya menghadapi turnamen ini.”
“Semua tim punya pemain fantastis, dan masing-masing tim memiliki gaya sendiri. Pertahanan dan serangan kami harus padu, dan kami tidak akan bisa menang jika tak bekerja keras. Saya sudah tidak sabar.”
Klopp Sedih Melihat Performa Kagawa di MU
Performa Shinji Kagawa bersama Manchester United pada musim ini ternyata membuat pelatih Borussia Dortmund, Jurgen Klopp, merasa sedih. Pelatih berkacamata itu mengaku kecewa karena Kagawa tidak ditempatkan di posisi idealnya.
Kagawa tampil cukup memukau pada musim pertamanya bersama MU. Pemain asal Jepang itu mampu mengisi peran penting di lini tengah The Red Devils. Namun, Klopp mengklaim Kagawa seharusnya bisa memberikan kontribusi yang lebih maksimal lagi andai dimainkan di posisi terbaiknya.
Ketika memperkuat Dortmund selama dua musim, Kagawa menempati posisi gelandang serang. Kagawa membukukan 12 gol pada musim 2010/2011 dan 17 gol pada musim 2011/2012. Di MU, Kagawa lebih sering ditempatkan Sir Alex Ferguson di posisi gelandang sayap. Alhasil, produktivitas golnya menurun jika dibandingkan ketika memperkuat Dortmund. Kagawa hanya membukukan enam gol dalam 26 laga di semua ajang.
Klopp menilai Kagawa adalah salah satu pemain terbaik di dunia. Namun, MU tak memaksimalkan kemampuan mantan pemain Cerezo Osaka itu. “Dia sekarang hanya bermain 20 menit di Manchester United, di posisi sayap kiri. Hati saya hancur. Sungguh, saya mengangis. Gelandang tengah adalah peran terbaik buat Shinji,” kata Klopp kepada Guardian seperti dilansir Sports Mole, Selasa, 21 Mei 2013.
“Dia adalah pemain tengah yang ofensif dengan naluri mencetak gol terbaik yang pernah saya lihat,” Klopp menambahkan. “Namun, bagi kebanyakan orang Jepang, bermain untuk MU lebih berarti ketimbang bermain untuk Dortmund. Kami berpelukan dan menangis selama 20 menit ketika dia memutuskan pergi.”